ANDA ADALAH PENGUNJUNG KE:

stats

Jumat, 14 Mei 2010

Tragedi 12 mei 1998. SEJARAH INDONESIA

Ini gue dapet dari temen skaligus abang gue, bang Agus.
Dia nulis diary tentang dirinya dan kondisi tanggal 12 mei 98, dan gue dapet ijin buat nulis di blog ini

Langsung aja disimak

Ini adalah catatan diary saya yang pernah saya tulis


sebelas tahun lalu (1999) pasca reformasi usai digelar.


Bentuk tulissannya pun masih sederhana,


hanya gumanan dan ingatan yang saya tuangkan


ke dalam tulisan, hingga tercatat begitu saja dengan


kondisi buku diary yang (sekarang) bentuknya terlihat kumal.


Sel...ebihnya hanya kalimatnya saja yang dapat terlihat,

uraikan kata selanjutnya mungkin bisa dimengerti.



Semoga catatan ini menjadi kilas balik bagi ingatan siapapun,


betapa sebuah tragedi menyisakan kepedihan dan duka




12 mei 1998





-gue menjadi saksi sejarah saat itu.


-saat itu gue berencana pengen pulang seusai kerja pada pukul 2 siang.


Tapi ga bisa pulang karena kendaraan umum ga bisa melewati TKP.


-bersama rakyat jelata gue berkumpul di satu titik,

tepat di depan kampus Trisakti, grogol, jakarta barat.


-orasi demonstran mahasiswa Trisakti berpusat di kampus.

mereka menuntut pembaharuan, atau dalam bahasa Rusia,

perestroika/glasnost


-ratusan aparat keamanan membentengi diri dengan senapan, bayonet


terhunus dan gas air mata.


-lengkingan suara helikopter melayang-layang di atas jembatan layang.


-satu-persatu para sniper diturunkan.


-gue melihat mereka menembaki para demonstran dari atas sana.


-lalu asap mengepul dari gas air mata dan semprotan WATER CANON yg


dilontarkan dari panser pada jarak 10 meter,

hingga menceburkan diri gue ke kali,

termasuk puluhan orang2 disekitarnya.

-perih, pedes, kayak diguyur cabe satu galon.


-badan gue belepotan lumpur setelah terjatuh ke kali.

lalu gue berusaha untuk pergi dari lokasi itu dan balik lagi ke kantor.


-amarah rakyat tak terbendung setelah terjadi tembakan.


-bebatuan berhamburan kemana-mana,

termasuk bom molotov, membakar jalanan.


-suasananya mirip kayak di Palestina versus Israel

-perjalanan menuju kantor banyak hambatan

-menunduk dan menutup wajah gue dari lemparan batu, api dan sebagainya

-ada yang menjerit

-ada yang di injak-injak

-ada yang dipukul kepalanya dengan gagang senjata

-ada juga yg tersayat bayonet

-semua tumpah darah

-gue melihat pengemis tua tak luput dari pukulan aparat

-akhirnya gue tiba juga di depan pintu gerbang kantor,

RS.Sumber Waras

(saat itu saya masih bekerja di tempat itu. Namun pada 2009

saya sudah tidak lagi bekerja karena pindah kerja. Biasa, jadi kuli)

-dalam sekejap raungan suara ambulance meraung-raung.


-banyak yang menjadi korban.


-tiba2 gue ngebantuin orang2 yang terluka menuju IGD.


-sekujur tubuh gue penuh warna kayak pelangi, penuh lumpur dan basah


karena abis kecebur, juga lumuran darah para korban menghiasi kaos.


-salah satu korban yg tertembak di bagian kepala sempet gue liat bentuknya,

dan gue mengangkat tubuhnya ke brankas jenasah,

namanya Elang Mulya Lesmana,

yang kemudian mendapat gelar pahlawan reformasi


-dan yang bikin gue miris ketika seorang mahasiswi tertusuk bayonet pada


bagian pangkal paha kirinya, dalam keadaan masih hidup. ia menjerit-jerit.

-lalu datang lagi mobil ambulance

-sopirnya namanya bpk Alafis

-dia teriak-teriak. kebetulan gue ada di depan IGD

-Gus, gusss...bantuin...

-ya ampun, korban yang satu ini bikin gue muntah

-bagian perut sobek hingga ususnya keluar

-gue disuruh megangin usus itu biar ga jatuh ke ubin saat

korban di angkat.

-ususnya hangat, licin, puyeng gue ngeliatnya

-saat itu sudah malam.

-IGD seperti neraka

-korban berjatuhan bukan saja dari pihak mahasiswa,

tapi rakyat ikut jadi korban.

-ada seorang anak kecil (kayaknya ia pengamen jalanan) menangis,

menjerit-jerit, tergelak di brankas, wajahnya separuh hangus

-sekitar pukul 1 dini hari sebagian jenasah dibawa ke kamar jenazah
-lagi-lagi gue disuruh ngebawain jenazah-jenazah itu. Aduuhhh....
-di kamar jenazah petugasnya ga ada.
-gue disuruh jaga di dalam, bersama mayat-mayat itu.
-rasanya pengen kabur!!

-sekitar pukul 5 subuh gue berjalan menuju depan,
rencananya pengen shalat subuh,
tapi ga mungkin karena badan gue masih kotor,
belepotan lumpur dan darah.
-gue melihat puluhan mahasiswa berkumpul di lapangan parkir,
deket tiang bendera.
-mereka mengumandangkan suara azan subuh
-mereka shalat jama'ah di situ, beralaskan koran dan jaket almameternya
-doa dan tangisan usai shalat menggetarkan jiwa
-lalu mereka berdiri, saling bergandengan tangan di pundak,
dan mengheningkan cipta
-lagu itu terdengar lirih dan sedih

"Dengan, seluruh...
angkasa raya memuji
pahlawan negara.
Nan gugur remaja
di ribaan bendera
bela nusa bangsa...."

-semua, yang ada di situ, termasuk orang-orang yang jumlahnya ga keitung,
hanya bisa meneteskan air mata.
-lalu dua orang satpan, menaikan bendera setengah tiang
-suasana makin haru:
dan RS inilah yang pertama kali mengibarkan bendera
setengah tiang, sebelum negeri ini,
juga seluruh dunia,
belum mengetahui apa yang telah terjadi:
bahwa di Republik ini telah terjadi peristiwa

-pagi sekitar pukul 8, seluruh elemen mahasiswa
yang ada di Jakarta datang ke RS Sumber Waras,
membawa segudang karangan bunga: Turut berduka cita
-gue mengantar mereka yang ingin bezuk ke kamar jenazah
-semuanya menangis....
-semua yang berkumpul di kamar jenazah mengucapkan hormat
-gugur bunga:

"Betapa hatiku tak'kan sedih
telah gugur, pahlawanku..,


"Semua jasa, akan selalu dikenang"

Jasa terbaik datang dari seorang Direktur RS. Sumber Waras
Kebetulan beliau masih menjabat pimpinan pada saat itu.
Gue kenal banget
bukan cuma kenal, tapi deket
orangnya baik banget
jiwa sosialnya tinggi
dia seorang Makassar
dia Dokter ahli spesialis bedah plastik
saat berkabung, beliau selalu memakai kemeja hitam
pada bagian lengan kiri terikat pita hitam
begitu juga kepada mahasiswa melakukan hal yang sama
berkabung hingga 1 juni
kepada beliau, atas jasanya dengan tidak memungut
biaya obat-obatan dan perawatan kepada pihak korban,
semoga kebaikan itu akan menjadi kebaikan kita semua.
-Dr. Arend Karel Ponggawa SpBp



Jakarta, 12 september 1999

hasil pencarian gambar dari mbah om google, demo terkait tragedi ini :







mengharukan ya?
Ayo kita sebagai penerus generasi bangsa. Lanjutkan perjuangannya.
salam blogger INDONESIA
JANGAN MUDAH MENYERAH DEMI MENDAPAT PERUBAHAN YANG LEBIH BAIK!

Kasih tau temen lo yang lain di facebook. klik
Jumat, 14 Mei 2010

Artikel Yang Mungkin Anda Ingin Baca...




4 comment:

RF4BI mengatakan...

Doaku untuk Bangsaku :

" Ya Allah, yang maha pencipta,ciptakanlah kedamaian di negeriku ini

Ya Allah, yang maha pengampun, ampunkanlah dosa-dosa negeri ini....

Ya Allah yang maha agung, tunjukkanlah jalan yang lurus bagi kami dan pemimpin-pemimpin kami.

amin....

triwandha mengatakan...

amiiin.

cellular mengatakan...

sebuah tragedi yang seharusnya tidak terjadi, apabila tidak ada yang mendalangi....

aditya mengatakan...

Semoga tragedi tersebut tak kan pernah terulang lagi....

Posting Komentar

eh, pada komen sob, jangan pada bengong lu.. hehe . sarannya ya, jangan kritik. makasih. backlink gretong/ gratis dari gue